Skip to content
Home » Mengapa Amil Zakat Berhak Menerima Zakat

Mengapa Amil Zakat Berhak Menerima Zakat

Mengapa Amil Zakat Berhak Menerima Zakat

Sahabat yang budiman, pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai mengapa amil zakat berhak menerima zakat. Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu zakat.

Zakat adalah salah satu dari lima pilar Islam. Zakat berasal dari kata "zakha" yang artinya menyucikan, membersihkan, dan memurnikan. Dalam Islam, zakat adalah wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat tertentu.

Zakat dibayarkan oleh seorang muslim yang mampu secara finansial sebesar 2,5% dari harta yang dimilikinya. Zakat ini harus diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya, salah satunya adalah amil zakat.

Lalu siapakah amil zakat? Amil zakat adalah pihak yang ditunjuk oleh pemerintah atau lembaga zakat untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mendistribusikan zakat kepada yang berhak menerima. Seseorang yang menjadi amil zakat harus memiliki keahlian dan kepercayaan yang tinggi dalam menunaikan tugasnya.

Mengapa amil zakat berhak menerima zakat? Ada beberapa alasan mengapa amil zakat berhak menerima zakat, di antaranya:

1. Membiayai Penyaluran Zakat

Salah satu tugas utama amil zakat adalah melakukan distribusi zakat kepada mereka yang berhak menerima. Dalam menjalankan tugasnya ini, amil zakat membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya ini digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menghitung, dan mendistribusikan zakat kepada orang yang berhak menerima.

2. Sumber Penghidupan

Sebagian amil zakat tidak mendapat gaji dalam menjalankan tugasnya. Mereka hanya diberi insentif atau sekadar honorarium yang sering kali tidak cukup untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari. Berdasarkan fatwa MUI No. 03 Tahun 2000, amil zakat berhak menerima pembayaran sebagai jasa karena sudah melakukan tugas yang diembankan kepada mereka.

BACA JUGA:   Berapa Zakat yang Harus Dikeluarkan dari Gaji?

3. Menjaga Profesionalisme

Ketika seorang amil zakat mendapat insentif atau honorarium, mereka akan dilibatkan dalam kompetisi sehat untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. Dengan begitu, akan memperkuat profesionalisme mereka dalam menjalankan tugas sebagai amil zakat.

4. Menguatkan Lembaga Zakat

Dengan memberikan insentif atau honorarium, dalam jangka panjang akan dapat meningkatkan kinerja lembaga zakat. Jika amil zakat merasa puas dengan upah yang diterima, mereka akan cenderung lebih semangat dan berinisiatif untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.

5. Tidak Membatalkan Zakat

Mempertanyakan penerimaan amil zakat dalam zakat bisa memunculkan pertanyaan apakah zakat tersebut sah atau tidak. Secara teknis, jika zakat sudah pernah diberikan kepada amil zakat, maka zakat itu sah dan tidak dapat dibatalkan.

Dalam Islam, zakat merupakan kewajiban yang harus dilakukan dan diberikan oleh umat muslim. Amil zakat, sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan, menyimpan, dan mendistribusikan zakat, berhak menerima zakat. Mereka memerlukan biaya untuk menjalankan tugasnya dan mendapatkan jasa sesuai standar hidup yang bisa dijalani. Oleh karena itu, memberikan zakat kepada amil zakat merupakan salah satu cara untuk melaksanakan kewajiban zakat dengan baik dan benar.