Skip to content
Home ยป Kisah Barok Haji Mabrur Tanpa Haji

Kisah Barok Haji Mabrur Tanpa Haji

Kisah Barok Haji Mabrur Tanpa Haji

Pernahkah Anda mendengar kisah seseorang yang dijuluki "haji mabrur" tanpa pernah berhaji? Bagaimana bisa seseorang yang belum pernah menjalankan ibadah haji dianggap mabrur? Inilah kisah Barok, seorang pria yang mampu menjadi haji mabrur meskipun belum pernah berangkat ke tanah suci.

Apa itu Haji Mabrur?

Sebelum memulai kisah Barok, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu haji mabrur. Haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah SWT serta kembali dari tanah suci dengan keadaan dosa-dosanya diampuni dan kembali menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Mabrur sendiri bermakna baik atau diterima dengan baik oleh Allah SWT.

Untuk mendapat gelar haji mabrur, seseorang harus menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan sempurna tanpa ada kesalahan baik yang bersifat fisik maupun non-fisik serta harus disertai dengan niat yang ikhlas dan berlandaskan pada rasa takwa.

Kisah Barok

Barok lahir dan besar di lingkungan yang tidak terlalu religius, namun dia memiliki tekad yang kuat untuk bisa menjadi orang yang lebih baik. Meskipun belum kesampaian untuk berhaji, Barok selalu berusaha untuk berbuat baik, membantu orang lain, dan meningkatkan iman dan taqwa dalam dirinya.

Ia berusaha untuk mendalami ajaran agama Islam, membaca Al-Qur’an, mengikuti pengajian dan kajian agama, dan mengaji bersama para tetangganya yang lebih sering mendalami agama. Selain itu, Barok juga berusaha melaksanakan ibadah sunnah seperti sholat dhuha, tahajjud, dan berpuasa sunnah.

Karena kebaikan dan ketulusan hatinya, Barok dikenal sebagai sosok yang sangat baik oleh warga lingkungannya. Dia sering membantu orang yang membutuhkan, mengunjungi orang sakit, dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Bahkan di tengah pandemi Covid-19, Barok turut membantu menyebarkan informasi tentang protokol kesehatan dan membagikan masker dan hand sanitizer ke warga.

BACA JUGA:   Pesan Kemanusiaan Ibadah Haji

Tentu saja, kebaikan dan amal sholeh yang dilakukan Barok tidak luput dari perhatian Allah SWT. Di usia yang sudah lanjut, Barok mengalami sakit yang cukup parah dan dirawat di rumah sakit. Namun, selama menjalani perawatan di rumah sakit, Barok tetap memperbanyak amal ibadah dan berhenti dari kebiasaan buruknya seperti merokok.

Hingga suatu ketika, Barok kembali datang ke rumah sakit untuk berobat rutin. Namun, ketika diperiksa, ternyata sakit yang dideritanya sudah sembuh secara tiba-tiba. Hal tersebut membuat dokter dan keluarga Barok bingung, bagaimana bisa sakit yang parah dapat sembuh begitu saja tanpa intervensi medis yang lebih lanjut.

Barok sendiri merasa bahwa penyembuhan yang ia alami merupakan karunia dari Allah SWT. Dia mempercayai bahwa kebaikan yang selama ini dilakukannya menjadi penyebab penyembuhan yang begitu ajaib tersebut. Dia merasa seperti telah melakukan ibadah haji meskipun belum pernah berangkat ke tanah suci.

Kesimpulan

Dalam kisah Barok, kita dapat memahami bahwa menjadi manusia yang baik dan beramal sholeh tidak harus selalu berbanding lurus dengan status sosial atau jabatan seseorang. Yang terpenting adalah niat dan tekad kuat untuk menjadi lebih baik dan menjadi hamba Allah yang selalu mengingat-Nya.

Semoga kisah Barok ini dapat memberikan inspirasi bagi kita untuk selalu meningkatkan iman dan taqwa serta berbuat baik kepada sesama. Tentu saja, kita juga tidak boleh melupakan niat kita untuk berhaji di masa depan dan selalu berusaha untuk mewujudkannya.