Pertanyaan ini seringkali muncul ketika kita berbicara tentang menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Onani atau masturbasi adalah aktivitas seksual yang banyak dilakukan oleh orang dewasa, terlebih lagi di era digitalisasi yang membuat akses informasi semakin mudah. Namun, apakah onani di bulan Ramadhan bisa membatalkan puasa?
Jawabannya sebenarnya cukup kompleks. Pada prinsipnya, semua perilaku yang berdampak pada pelepasan air mani (seksual) selama berpuasa akan membatalkan puasa. Namun, pada dasarnya puasa memiliki makna yang lebih dalam daripada sekedar menahan lapar dan haus. Puasa juga harus memengaruhi akhlak dan perilaku manusia untuk lebih bertaqwa kepada Tuhan. Oleh karena itu, kita perlu memahami makna dan tujuan sebenarnya dari berpuasa.
Masturbasi atau onani dilakukan dengan merangsang diri sendiri secara seksual hingga mencapai klimaks. Ketika merangsang diri secara seksual, efeknya akan membuat seseorang tidak fokus pada ibadahnya, melainkan pada keinginan seksualnya. Hal inilah yang merusak makna puasa yang sebenarnya. Sehingga, secara prinsip, onani akan membatalkan puasa.
Namun, sebagai manusia, kita seringkali melakukan kesalahan dalam menjalankan ibadah puasa. Kita dapat membuat kesalahan yang tidak disengaja seperti melupakan sedang berpuasa, makan atau minum tanpa sengaja, dan lain sebagainya. Jika hal ini terjadi, puasa tidak akan batal karena tidak disengaja. Namun, jika onani dilakukan dengan sengaja, maka puasa akan batal.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami makna dan tujuan sebenarnya dari berpuasa. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, namun juga menahan diri dari perilaku dan keinginan yang buruk. Kita harus mampu mengontrol diri sendiri dalam menjalankan ibadah puasa sehingga maknanya dapat tercapai dengan baik.
Dalam Islam, menahan diri dari perilaku yang tidak baik dan berakhlak adalah hal yang penting. Oleh karena itu, kita harus menjauhi segala bentuk perilaku seksual yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Kita harus memaknai puasa sebagai upaya untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Tuhan dan mengontrol diri dari keinginan nafsu duniawi.
Dalam praktik sehari-hari, kita dapat mencoba untuk menghindari situasi yang dapat memicu onani atau perilaku seksual yang merusak nilai-nilai puasa. Kita juga dapat mengisi waktu luang dengan ibadah-ibadah yang bermanfaat seperti membaca Al-Quran atau membantu sesama.
Dalam rangka menjalankan ibadah puasa yang benar, kita perlu mengerti makna dan tujuannya. Kita juga harus mampu mengendalikan diri sendiri dan memperhatikan perilaku kita sehari-hari. Dengan begitu, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan optimal sehingga mendapatkan berkah dari Allah SWT.