Skip to content
Home ยป Menelusuri Jejak Ibadah: Memahami Macam-Macam Haji dan Pengertiannya

Menelusuri Jejak Ibadah: Memahami Macam-Macam Haji dan Pengertiannya

Menelusuri Jejak Ibadah: Memahami Macam-Macam Haji dan Pengertiannya

Haji, rukun Islam kelima, merupakan perjalanan spiritual yang penuh makna bagi setiap Muslim. Setiap tahun, jutaan umat Islam dari seluruh dunia berbondong-bondong menuju Tanah Suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Perjalanan ini bukan sekadar wisata religi, melainkan sebuah pengalaman sakral yang mengantarkan jiwa kepada penyucian dan kedekatan dengan Allah SWT. Namun, tahukah Anda bahwa haji memiliki beberapa macam dengan keunikan dan tata cara masing-masing?

Artikel ini akan mengajak Anda menyelami lebih dalam mengenai macam-macam haji dan pengertiannya. Dengan pemahaman yang mendalam, semoga kita dapat lebih menghargai makna dan nilai spiritual yang terkandung dalam setiap jenis haji.

1. Haji Tamattu’ – Perjalanan Menuju Kesucian dan Kebahagiaan

Haji Tamattu’ merupakan jenis haji yang paling umum dilakukan oleh para jamaah haji. Jenis ini mencantumkan dua rukun haji yaitu ihram dan wuquf di Arafah dalam satu perjalanan. Jamaah haji Tamattu’ memulai ibadahnya dengan memasuki ihram dari miqat (tempat memasuki ihram) untuk melaksanakan umrah. Setelah menyelesaikan umrah, mereka keluar dari ihram dan kembali ke keadaan biasa. Kemudian, pada tanggal 8 Dzulhijjah, mereka kembali memasuki ihram untuk melaksanakan haji.

Tata cara Haji Tamattu’:

  1. Memasuki Ihram untuk Umrah: Jamaah haji memasuki ihram dari miqat yang telah ditentukan, dengan mengenakan pakaian ihram, niat umrah, dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan dalam ihram.
  2. Melaksanakan Umrah: Jamaah haji melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali, sa’i berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah tujuh kali, dan tahallul pertama dengan mencukur rambut atau mengguntingnya.
  3. Keluar dari Ihram: Setelah menyelesaikan umrah, jamaah haji keluar dari ihram dan dapat kembali berpakaian seperti biasa.
  4. Memasuki Ihram untuk Haji: Pada tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah haji kembali memasuki ihram dari miqat untuk melaksanakan haji, dengan niat haji dan mengenakan pakaian ihram.
  5. Wuquf di Arafah: Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji berkumpul di Arafah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.
  6. Mabit di Muzdalifah: Setelah berwuquf di Arafah, jamaah haji menuju Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan batu kerikil.
  7. Melontar Jumrah Aqabah: Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melempar tujuh batu kerikil ke Jumrah Aqabah.
  8. Tawaf Ifadhah: Setelah melontar Jumrah Aqabah, jamaah haji melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali.
  9. Sa’i: Jamaah haji melakukan sa’i antara Safa dan Marwah tujuh kali.
  10. Tahallul Kedua: Jamaah haji dapat mencukur atau menggunting rambut mereka untuk menandai selesainya ibadah haji.
  11. Melontar Jumrah: Jamaah haji melontar tiga jumrah (Aqabah, Wustha, dan Ula) pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Keunikan Haji Tamattu’:

Haji Tamattu’ memberikan kesempatan bagi jamaah haji untuk merasakan dua macam ibadah, yaitu umrah dan haji, dalam satu perjalanan. Hal ini menjadikan haji Tamattu’ sebagai pilihan yang ideal bagi mereka yang ingin memperoleh manfaat lebih besar dari perjalanan suci ini.

BACA JUGA:   Doa Haji Mabrur: Memohon Penerimaan Ibadah dan Keberkahan

2. Haji Qiran – Merangkum Dua Ibadah dalam Satu Niat

Haji Qiran merupakan jenis haji yang menggabungkan niat umrah dan haji dalam satu ikrar sejak awal memasuki ihram. Jamaah haji Qiran langsung memasuki ihram untuk melaksanakan kedua ibadah sekaligus, tanpa keluar dari ihram setelah melaksanakan umrah.

Tata cara Haji Qiran:

  1. Memasuki Ihram: Jamaah haji memasuki ihram dari miqat dengan niat haji dan umrah sekaligus, mengenakan pakaian ihram, dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan dalam ihram.
  2. Melaksanakan Umrah: Jamaah haji melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali, sa’i berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah tujuh kali, dan tahallul pertama dengan mencukur rambut atau mengguntingnya.
  3. Melanjutkan Haji: Setelah menyelesaikan umrah, jamaah haji tetap berada dalam ihram untuk melanjutkan ibadah haji.
  4. Wuquf di Arafah: Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji berkumpul di Arafah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.
  5. Mabit di Muzdalifah: Setelah berwuquf di Arafah, jamaah haji menuju Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan batu kerikil.
  6. Melontar Jumrah Aqabah: Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melempar tujuh batu kerikil ke Jumrah Aqabah.
  7. Tawaf Ifadhah: Setelah melontar Jumrah Aqabah, jamaah haji melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali.
  8. Sa’i: Jamaah haji melakukan sa’i antara Safa dan Marwah tujuh kali.
  9. Tahallul Kedua: Jamaah haji dapat mencukur atau menggunting rambut mereka untuk menandai selesainya ibadah haji.
  10. Melontar Jumrah: Jamaah haji melontar tiga jumrah (Aqabah, Wustha, dan Ula) pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Keunikan Haji Qiran:

Haji Qiran merupakan pilihan yang tepat bagi jamaah haji yang ingin mempersingkat waktu pelaksanaan ibadah dan memperoleh pahala ganda. Dengan niat yang tunggal, jamaah haji Qiran dapat merasakan esensi spiritual dari kedua ibadah dalam satu perjalanan yang penuh makna.

3. Haji Ifrad – Fokus pada Ibadah Haji

Haji Ifrad merupakan jenis haji yang hanya berniat untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah haji Ifrad tidak melakukan umrah terlebih dahulu. Mereka langsung memasuki ihram untuk haji dan menjalankan semua rukun dan wajib haji, tanpa melakukan umrah.

Tata cara Haji Ifrad:

  1. Memasuki Ihram: Jamaah haji memasuki ihram dari miqat dengan niat haji, mengenakan pakaian ihram, dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan dalam ihram.
  2. Wuquf di Arafah: Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji berkumpul di Arafah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.
  3. Mabit di Muzdalifah: Setelah berwuquf di Arafah, jamaah haji menuju Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan batu kerikil.
  4. Melontar Jumrah Aqabah: Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melempar tujuh batu kerikil ke Jumrah Aqabah.
  5. Tawaf Ifadhah: Setelah melontar Jumrah Aqabah, jamaah haji melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali.
  6. Sa’i: Jamaah haji melakukan sa’i antara Safa dan Marwah tujuh kali.
  7. Tahallul Kedua: Jamaah haji dapat mencukur atau menggunting rambut mereka untuk menandai selesainya ibadah haji.
  8. Melontar Jumrah: Jamaah haji melontar tiga jumrah (Aqabah, Wustha, dan Ula) pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
BACA JUGA:   Mengapa Mampu Menjadi Salah Satu Syarat Wajib Melaksanakan Ibadah Haji

Keunikan Haji Ifrad:

Haji Ifrad memberikan fokus penuh kepada ibadah haji, sehingga jamaah haji dapat lebih khusyuk dan mendalami makna spiritual dari rukun dan wajib haji. Jenis ini cocok bagi mereka yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan fokus pada ibadah haji.

4. Haji Qarin – Menyatukan Umrah dan Haji dalam Satu Niat

Haji Qarin adalah jenis haji yang menggabungkan niat umrah dan haji dalam satu ikrar, seperti Haji Qiran. Bedanya, Haji Qarin dilakukan dalam satu masa ihram, yaitu ketika memasuki ihram untuk haji. Jamaah haji Qarin langsung memasuki ihram dengan niat haji dan umrah sekaligus, dan melakukan umrah setelah wuquf di Arafah.

Tata cara Haji Qarin:

  1. Memasuki Ihram: Jamaah haji memasuki ihram dari miqat dengan niat haji dan umrah sekaligus, mengenakan pakaian ihram, dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan dalam ihram.
  2. Wuquf di Arafah: Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji berkumpul di Arafah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.
  3. Mabit di Muzdalifah: Setelah berwuquf di Arafah, jamaah haji menuju Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan batu kerikil.
  4. Melontar Jumrah Aqabah: Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melempar tujuh batu kerikil ke Jumrah Aqabah.
  5. Tawaf Ifadhah: Setelah melontar Jumrah Aqabah, jamaah haji melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali.
  6. Sa’i: Jamaah haji melakukan sa’i antara Safa dan Marwah tujuh kali.
  7. Melaksanakan Umrah: Setelah menyelesaikan tawaf dan sa’i, jamaah haji melakukan umrah dengan tahallul pertama dengan mencukur rambut atau mengguntingnya.
  8. Tahallul Kedua: Setelah melontar tiga jumrah (Aqabah, Wustha, dan Ula) pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, jamaah haji dapat mencukur atau menggunting rambut mereka untuk menandai selesainya ibadah haji.

Keunikan Haji Qarin:

Haji Qarin menggabungkan esensi spiritual dari umrah dan haji dalam satu ikrar, sehingga jamaah haji dapat merasakan kebahagiaan dan penyucian dari kedua ibadah secara bersamaan. Jenis ini merupakan pilihan yang baik bagi mereka yang ingin memperkuat ikatan spiritual dengan Allah SWT.

5. Haji Badal – Melaksanakan Haji Atas Nama Orang Lain

Haji Badal adalah jenis haji yang dilakukan oleh seseorang atas nama orang lain yang tidak mampu menunaikan haji karena alasan tertentu, seperti sakit, lanjut usia, atau meninggal dunia. Haji Badal merupakan bentuk amal saleh yang mulia, karena membantu orang lain dalam menunaikan rukun Islam kelima.

Tata cara Haji Badal:

  1. Mencari Orang yang Memerlukan Haji Badal: Carilah orang yang membutuhkan haji badal, seperti kerabat, keluarga, atau orang yang tidak mampu.
  2. Meminta Izin dari Orang yang Diwakilkan: Jika orang yang diwakilkan masih hidup, maka mintalah izinnya untuk menunaikan haji badal atas namanya.
  3. Memasuki Ihram: Masuki ihram dengan niat haji badal atas nama orang yang diwakilkan.
  4. Melaksanakan Semua Rukun dan Wajib Haji: Laksanakan semua rukun dan wajib haji sesuai dengan tata cara yang berlaku.
  5. Membaca Doa: Bacalah doa untuk orang yang diwakilkan selama menjalankan ibadah haji.
BACA JUGA:   Apa Saja Setiap Hari Ibadah Haji?

Syarat Haji Badal:

  • Orang yang diwakilkan harus memenuhi syarat untuk menunaikan haji, seperti sehat, mampu secara fisik dan finansial.
  • Orang yang diwakilkan harus berniat untuk menunaikan haji jika dia mampu.
  • Orang yang diwakilkan harus telah meninggal dunia atau tidak mampu menunaikan haji karena sakit atau usia lanjut.
  • Orang yang melakukan haji badal harus memenuhi syarat untuk menunaikan haji, seperti muslim, baligh, berakal sehat, dan mampu secara fisik dan finansial.

Keunikan Haji Badal:

Haji Badal merupakan bentuk kepedulian dan kasih sayang yang tulus kepada orang lain. Melaksanakan haji badal dapat membantu orang yang tidak mampu menunaikan haji untuk mendapatkan pahala haji dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

6. Haji Tamattu’ dan Qiran – Perbedaan Penting dalam Niat

Haji Tamattu’ dan Haji Qiran memiliki kemiripan dalam tata cara, namun perbedaan utama terletak pada niat yang diikrarkan.

Haji Tamattu’ dilakukan dengan dua niat terpisah, yaitu niat umrah terlebih dahulu, kemudian niat haji setelah keluar dari ihram dan kembali ke keadaan biasa. Sedangkan, Haji Qiran dilakukan dengan satu niat yang tunggal, yaitu niat umrah dan haji sekaligus ketika memasuki ihram.

Perbedaan ini memiliki implikasi pada hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah. Dalam Haji Tamattu’, jamaah haji diperbolehkan untuk menunda tahallul kedua sampai setelah melontar Jumrah Aqabah. Sedangkan dalam Haji Qiran, tahallul kedua dilakukan setelah tawaf ifadhah dan sa’i, sama seperti dalam Haji Ifrad.

Pilihan antara Haji Tamattu’ dan Haji Qiran tergantung pada niat dan kondisi jamaah haji. Kedua jenis haji ini sama-sama sah dan membawa pahala yang besar.

Penutup

Mengenal macam-macam haji dan pengertiannya merupakan langkah awal yang penting dalam menunaikan ibadah haji dengan penuh kesadaran dan makna. Setiap jenis haji memiliki keunikan dan tata cara yang berbeda, namun semuanya bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh keberkahan serta ampunan-Nya.

Semoga pemahaman yang lebih mendalam ini dapat semakin memperkaya pengalaman spiritual Anda dalam menunaikan ibadah haji. Semoga Allah SWT meridhoi setiap langkah Anda dalam perjalanan suci ini dan menjadikan haji Anda sebagai haji mabrur yang penuh dengan pahala dan keberkahan.