Skip to content
Home » Bagaimana Menguji Teknologi Menggunakan Technology Acceptance Model e-Zakat

Bagaimana Menguji Teknologi Menggunakan Technology Acceptance Model e-Zakat

Bagaimana Menguji Teknologi Menggunakan Technology Acceptance Model e-Zakat

Teknologi yang digunakan untuk memfasilitasi dan mengelola penggunaan zakat dalam bentuk digital memiliki ekspektasi yang tinggi dari masyarakat. Walaupun begitu, adopsi teknologi e-Zakat masih belum optimal. Banyak masyarakat yang belum memahami dan mempercayai teknologi ini.

Oleh karena itu, pengujian terhadap teknologi e-Zakat sangat diperlukan. Salah satu metode pengujian yang dapat dilakukan adalah menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).

Apa itu Technology Acceptance Model (TAM)?

TAM merupakan sebuah teori yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi oleh penggunanya. Dalam hal ini, teknologi e-Zakat. Ada dua faktor yang dianalisis dalam TAM, yaitu perceived usefulness dan ease of use.

Perceived usefulness merupakan persepsi pengguna bahwa teknologi yang digunakan akan berguna dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan. Sedangkan ease of use adalah persepsi pengguna tentang seberapa mudah penggunaan teknologi tersebut.

Bagaimana pengujian menggunakan TAM dapat dilakukan pada teknologi e-Zakat?

Pertama, dilakukan survei terhadap calon pengguna teknologi e-Zakat. Survei tersebut dapat berisi pertanyaan terkait perceived usefulness dan ease of use teknologi e-Zakat.

Kedua, analisis hasil survei. Dari hasil survei tersebut, dapat diketahui bagaimana persepsi calon pengguna terhadap teknologi e-Zakat. Jika hasilnya menunjukkan bahwa calon pengguna merasa teknologi ini berguna dan mudah digunakan, maka pengujian dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

Ketiga, melakukan pengujian lapangan pada teknologi e-Zakat. Dalam pengujian lapangan, teknologi e-Zakat akan digunakan oleh sekelompok pengguna secara langsung. Selama penggunaan, akan dilakukan pemantauan terhadap kesulitan dan hambatan yang dialami oleh pengguna dalam menggunakan teknologi e-Zakat.

Keempat, analisis hasil pengujian lapangan. Dari hasil pengujian lapangan, dapat diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adopsi teknologi e-Zakat. Selanjutnya, informasi tersebut dapat digunakan untuk membuat perbaikan dan perubahan pada teknologi e-Zakat.

BACA JUGA:   Berapa Harga Beras untuk Zakat Fitrah 2018

Kesimpulan

Teknologi e-Zakat memiliki potensi yang besar untuk mempermudah penggunaan zakat. Namun, adopsi teknologi ini masih belum optimal. Oleh karena itu, pengujian teknologi e-Zakat menggunakan Technology Acceptance Model dapat dilakukan untuk mengukur adopsi teknologi oleh pengguna. Hal ini dapat membantu untuk memperbaiki dan meningkatkan teknologi e-Zakat sehingga dapat digunakan dengan lebih optimal.