Apakah orang yang memiliki hutang bisa membayar zakat maal? Ini pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran sebagian orang ketika hendak menunaikan zakat maal.
Sebelum membahas lebih jauh, perlu kita ingat bahwa zakat maal adalah kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti memiliki harta di atas nisab (batas minimum jumlah penghasilan). Zakat maal sendiri diberikan sebagai bentuk pembayaran atas kekayaan atau harta yang dimiliki.
Tentu saja, hutang adalah sesuatu yang akan mempengaruhi besaran zakat maal yang harus dibayar. Namun, tidak adanya hutang tidak menjamin bahwa seseorang harus membayar zakat maal. Sebaliknya, keberadaan hutang sesungguhnya bisa mengurangi jumlah zakat yang harus dibayarkan.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan jumlah hutang yang dimiliki. Kemudian, jumlah hutang tersebut dikurangkan dari kekayaan atau harta yang dimiliki. Dalam hal ini, harta yang dimiliki adalah jumlah uang, emas, perak, atau benda-benda berharga lain yang bisa digunakan sebagai zakat maal.
Berikut ini adalah contoh bagaimana menghitung zakat maal ketika memiliki hutang:
-
Tentukan jumlah harta yang dimiliki, misalnya total uang, emas, dan perak yang dimiliki sebesar Rp50 juta.
-
Hitung nisab (batas minimum yang harus dipenuhi supaya terpenuhi kewajiban zakat maal). Misalnya, 85 gram emas.
-
Hitung total kekayaan yang dimiliki sebesar 50 juta. Bandingkan dengan nisab. Jika jumlah kekayaan lebih besar dibandingkan dengan nisab, berarti wajib membayar zakat maal.
-
Setelah mengetahui nisab terpenuhi, tentukan besaran zakat maal yang harus dibayar. Misalnya, zakat maal sebesar 2,5 persen dari jumlah kekayaan yang dimiliki.
-
Barulah, kurangi jumlah hutang yang dimiliki. Misalnya, jika jumlah hutang adalah 15 juta, maka hitungan zakatnya menjadi (50 juta – 15 juta) x 2,5 persen = Rp 0.875 juta.
Dalam contoh di atas, keberadaan hutang dapat mengurangi zakat maal yang harus dibayar. Namun, perlu diingat bahwa hutang harus benar-benar terverifikasi dan bukan merupakan alasan untuk menghindari pembayaran zakat maal.
Oleh karena itu, sebaiknya lakukan perhitungan secara teliti dan pastikan hutang yang dimiliki benar-benar terverifikasi. Jika masih bingung atau kesulitan untuk menghitung zakat maal, silakan berkonsultasi dengan ahli zakat dan infaq untuk mendapatkan penjelasan yang lebih jelas dan akurat.
Jadi, teman-teman sudah paham kan tentang bagaimana zakat maal mempengaruhi hutang? Jangan lupa untuk terus menunaikan kewajiban kita sebagai muslim agar mendapatkan berkah dan kebaikan yang lebih besar di dunia dan akhirat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih sudah membaca!