Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, setidaknya sekali seumur hidup. Kegiatan ini dilakukan di Kota Makkah, Arab Saudi, dan berlangsung selama beberapa hari. Namun, banyak yang bertanya-tanya: “Berapa hari ibadah haji sebenarnya?” Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita telusuri lebih dalam mengenai durasi dan tahapan ibadah haji.
1. Pengertian Haji
Haji berarti "berkunjung" ke Baitullah (Ka’bah) dengan tujuan ibadah. Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang menjadi landasan bagi umat Muslim. Ibadah haji dilaksanakan setiap tahun pada bulan Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Hijriah. Ada beberapa tahapan dan praktik yang harus dijalani oleh para jemaah haji selama perjalanan tersebut.
2. Durasi Ibadah Haji
Ibadah haji secara resmi dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah dan berakhir pada tanggal 13 Dzulhijjah. Namun, banyak jemaah yang datang lebih awal untuk melakukan umrah atau bersiap-siap menjalankan haji. Berikut adalah rincian hari-hari pelaksanaan haji:
- Hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah): Jemaah haji mulai berhijrah dari Makkah ke Mina. Di Mina, jemaah menginap dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan ke Arafah.
- Hari Arafah (9 Dzulhijjah): Pada hari ini, jemaah berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf, yaitu salah satu rukun haji yang paling penting. Wukuf di Arafah dilakukan dari siang hingga terbenam matahari.
- Hari Idul Adha (10 Dzulhijjah): Hari ini adalah hari raya Idul Adha, di mana jemaah melakukan penyembelihan hewan kurban. Jemaah kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina untuk menginap selama beberapa malam.
- Hari Tasyrik (11-13 Dzulhijjah): Hari-hari ini disebut sebagai hari Tasyrik, di mana jemaah harus mengumpulkan batu kerikil untuk ritual jumrah. Jemaah kembali ke Mina untuk melempar jumrah dan menyelesaikan ritual.
Secara keseluruhan, pelaksanaan ibadah haji berlangsung selama enam hari, namun jemaah haji sering kali menghabiskan lebih banyak waktu di Makkah dan area sekitarnya untuk umrah dan persiapan. Jadi, meskipun haji secara formal berlangsung enam hari, jemaah dapat berada di Arab Saudi lebih dari dua minggu.
3. Tahapan Pelaksanaan Haji
Ibadah haji terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilalui oleh para jemaah. Berikut adalah penjelasan tahapan-tahapan tersebut:
a. Ihram
Ihram adalah niat dan kondisi khusus yang harus dipatuhi oleh jemaah haji. Pada saat memulai ihram, jemaah harus mengenakan pakaian tertentu – laki-laki mengenakan dua lembar kain putih tanpa jahitan, sedangkan perempuan mengenakan pakaian yang menutupi aurat. Niat ihram dilakukan sebelum memasuki Makkah.
b. Tawaf
Setelah tiba di Makkah, jemaah haji melakukan tawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Tawaf merupakan salah satu ritual utama dalam ibadah haji dan menjadi bagian dari umrah. Tawaf ini bisa dilakukan kapan saja.
c. Sa’i
Setelah tawaf, jemaah melaksanakan sa’i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i ini melambangkan usaha dan perjuangan, dan merupakan bagian penting dari ritus ibadah.
d. Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah adalah puncak ibadah haji, di mana jemaah berdiri dan berdoa di Padang Arafah selama seharian pada tanggal 9 Dzulhijjah. Wukuf adalah momen refleksi, pengampunan, dan permohonan kepada Allah.
e. Mabit di Mina
Setelah wukuf, jemaah menginap (mabit) di Mina selama dua malam. Ini adalah waktu untuk berdoa dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan ritual jumrah.
f. Lempar Jumrah
Lempar jumrah dilakukan pada hari Idul Adha dan dilanjutkan pada hari-hari Tasyrik. Ini merupakan simbolisasi pelemparan batu ke Iblis dan mengingatkan jemaah akan keteguhan iman.
g. Tawaf Ifadhah
Setelah melaksanakan lempar jumrah, jemaah kembali ke Makkah untuk melakukan tawaf ifadhah, yang merupakan bagian penting dari haji.
4. Kewajiban dan Larangan Selama Haji
Selama menjalankan ibadah haji, ada beberapa kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi oleh para jemaah. Kewajiban antara lain melaksanakan setiap ritual sesuai dengan urutan yang telah ditentukan, sedangkan larangan meliputi hal-hal yang dapat membatalkan ibadah haji, seperti berhubungan suami istri, berbicara kasar, atau berbuat dosa lainnya. Pemahaman mengenai hal-hal ini sangat penting agar ibadah haji dapat berjalan lancar dan sah.
5. Kesiapan Mental dan Fisik
Melaksanakan ibadah haji tidak hanya membutuhkan kesiapan finansial, tetapi juga kesiapan mental dan fisik. Perjalanan ini memerlukan stamina yang baik, mengingat jemaah harus banyak bergerak dan berinteraksi dengan ribuan jemaah lain. Banyak jemaah yang memilih untuk melakukan persiapan fisik sebelum berangkat, seperti menjaga kesehatan dan kebugaran dengan berolahraga secara teratur.
a. Persiapan Kesehatan
Sebelum berangkat, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan guna memastikan bahwa jemaah dalam kondisi baik dan bisa menjalankan setiap tahapan haji dengan lancar. Pemberian vaksin, terutama vaksin meningitis dan flu, juga sering kali diwajibkan oleh otoritas Arab Saudi.
b. Pengetahuan Spiritual
Selain fisik, pengetahuan mengenai ibadah haji sendiri juga krusial. Memahami setiap langkah dan makna dari setiap ritual akan membantu jemaah menghayati dan mengagumi setiap momen selama ibadah haji.
6. Setelah Haji: Apa yang Hanya Bisa Terjadi?
Setelah menyelesaikan ibadah haji, jemaah diharapkan merawat hikmah dan pelajaran dari pengalaman spiritual itu dalam kehidupan sehari-hari. Melaksanakan ibadah haji tidak hanya berarti selesai menjalankan kewajiban; ini juga adalah awal dari perjalanan spiritual yang baru. Konsistensi dalam beribadah, termasuk shalat, zakat, dan kebaikan kepada sesama, menjadi tanggung jawab yang harus dijalankan pasca haji.
Ritual dan pengalaman selama haji akan meninggalkan jejak mendalam dalam jiwa seseorang. Banyak jemaah melaporkan bahwa setelah haji, mereka merasa lebih dekat dengan Allah, lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, dan menaruh harapan untuk menjadi insan yang lebih baik.
Begitu banyak yang bisa dipelajari dari ibadah haji yang tidak hanya terfokus pada berapa hari lamanya, tetapi juga pada makna dan esensi dari pengalaman spiritual yang mendalam ini. Sebuah perjalanan yang tak terlupakan, baik secara fisik maupun spiritual.