Haji merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki makna mendalam bagi umat Muslim. Melakukan ibadah haji bukan hanya sekadar memenuhi kewajiban sebagai Muslim, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama umat Islam dari berbagai negara di dunia. Namun, tahukah Anda bahwa di balik ibadah rukun haji terdapat cerita-cerita menarik yang patut untuk diketahui?
Makna Mengelilingi Kabah Saat Tawaf
Saat pelaksanaan ibadah tawaf dalam haji, umat Muslim harus mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali searah jarum jam. Tidak hanya itu, tawaf juga harus dimulai dan diakhiri dengan berdiri di hadapan Hajar Aswad, yaitu sebuah batu hitam yang menjadi salah satu bagian dari Kabah.
Terkait dengan hal ini, ada sebuah cerita dari Sahabat Umar bin Khattab ra tentang Hajar Aswad. Menurutnya, Hajar Aswad merupakan batu yang turun dari surga dan dipercayai memiliki khasiat penyembuhan. Sebuah kisah yang menggambarkan kebesaran Allah dan melakukan tawaf merupakan suatu bentuk ucap syukur atas nikmat yang diberikan.
Mengapa Mina Menjadi Tempat Berkumpul Jamaah
Mina adalah sebuah kota kecil yang terletak di sekitar 5 km sebelah timur Makkah. Kota ini menjadi tempat berkumpul jamaah haji selama beberapa hari selama pelaksanaan ibadah haji.
Mina memiliki makna historis yang dalam. Dalam sejarah Islam, dikisahkan ketika Nabi Ibrahim as dan istrinya, Hajar dan Isma’il dicampakkan ke gurun pasir Makkah karena sabar atas ujian yang ditimpakan Allah kepada mereka, Allah memberikan sebuah anugerah berupa air zam-zam dan menyatakan bahwa tempat tersebut akan menjadi kota suci yang diberkahi.
Cerita Takbir pada Hari Tasyrik
Tasyrik adalah tiga hari setelah hari raya Idul Adha. Pada hari ini, umat Muslim melakukan ritual dengan cara melempar jumrah yang merupakan simbolisasi terhadap usaha melawan godaan dari setan. Selain itu, pada hari tasyrik, dikumandangkan juga takbiran yang diungkapkan oleh setiap jamaah haji.
Berdasarkan kisah dari Nabi Ibrahim as, takbiran tersebut merupakan ungkapan syukur atas kebesaran Allah dalam menerima kurban dari Nabi Ibrahim. Berbagai cerita-cerita menarik seperti itu menjadi fakta sejarah dalam perjalanan ibadah haji.
Meninggalkan Nafsu pada Hari Mabit
Mabit adalah salah satu rukun haji yang menjadikan Muzdalifah sebagai tempat bermalam bagi para jamaah haji. Mabit memiliki makna mendalam yakni meninggalkan nafsu duniawi selama satu malam saat berada di Muzdalifah.
Konsep meninggalkan nafsu ini dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW ketika dalam beberapa haditsnya, seperti hadits di Abu Dawud no 1981, dan hadits dari Bukhari dan Muslim di dalam livro dos dois Eids. Dengan meninggalkan nafsu duniawi, umat Muslim belajar untuk merendahkan diri dan kembali kepada Allah.
Kesimpulan
Ibadah haji mengandung banyak makna yang dalam, namun tidak semua orang mengetahui cerita-cerita menarik di balik ibadah rukun haji tersebut. Hal ini penting dilakukan untuk memperkaya pengetahuan seorang Muslim mengenai sejarah dan makna dari setiap ritual haji yang dilakukan. Dengan mengetahui cerita-cerita ini, diharapkan umat Muslim akan lebih memahami makna ibadah haji dan merenungkan betapa agungnya kebesaran Allah. Selamat menjalankan ibadah haji.