Melempar jumrah merupakan salah satu rukun haji yang dilakukan oleh para jamaah setelah thawaf dan sa’i. Tindakan simbolis ini memiliki makna mendalam, melambangkan perlawanan Nabi Ibrahim AS terhadap setan yang berusaha menghalanginya dalam menjalankan perintah Allah SWT. Di balik lemparan batu yang terlihat sederhana, tersimpan doa-doa yang dipanjatkan dengan khusyuk, memohon ampunan dan perlindungan dari Allah SWT.
Makna Filosofi Melempar Jumrah
Lemparan jumrah memiliki makna filosofis yang kaya, menggambarkan perjuangan batin manusia melawan godaan dan bisikan setan dalam kehidupannya. Berikut beberapa makna yang terkandung dalam ritual ini:
- Menolak godaan setan: Lemparan batu ke arah jumrah melambangkan penolakan terhadap godaan dan bisikan setan yang selalu berusaha menyesatkan manusia.
- Meninggalkan sifat buruk: Ritual ini juga dianggap sebagai simbol untuk meninggalkan sifat-sifat buruk, seperti kesombongan, keangkuhan, dan kekufuran.
- Mendekat kepada Allah SWT: Setiap lemparan batu disertai dengan niat dan doa, mendekatkan hati jamaah kepada Allah SWT.
- Menghindari dosa: Melempar jumrah merupakan simbol tekad untuk menghindari perbuatan dosa dan terus berada di jalan yang benar.
- Menjadi manusia yang lebih baik: Melalui ritual ini, diharapkan jamaah dapat kembali ke kehidupan normal dengan pribadi yang lebih baik, terbebas dari godaan setan dan dosa.
Tata Cara Melempar Jumrah
Melempar jumrah dilakukan di tiga tempat yang berbeda, yaitu:
- Jumrah Aqabah: Dilakukan pada hari Tarwiyah (8 Zulhijjah) setelah wukuf di Arafah.
- Jumrah Wustha: Dilakukan pada hari Idul Adha (10 Zulhijjah) setelah shalat Idul Adha.
- Jumrah Sughra: Dilakukan pada hari Idul Adha (10 Zulhijjah) setelah melempar jumrah wustha.
Berikut tata cara melempar jumrah secara rinci:
- Niat: Niatkan dalam hati untuk melempar jumrah sebagai bagian dari ibadah haji.
- Baca doa: Bacalah doa melempar jumrah sebelum melempar batu.
- Melempar batu: Lempar tujuh batu kecil ke arah jumrah dengan niat yang ikhlas dan khusyuk.
- Berdoa: Setelah melempar, berdoalah memohon ampunan dan perlindungan dari Allah SWT.
Doa Melempar Jumrah
Doa yang dipanjatkan saat melempar jumrah tidak ada teks baku. Namun, berikut beberapa contoh doa yang dapat dipanjatkan:
- Doa 1:
" Allahumma inni audzubika minasy syaithani rrajim. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan yang terkutuk)" - Doa 2:
" Allahumma inni audzubika minasy syaithani rrajim wa min syarri ma khalaqta. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan yang terkutuk dan dari kejahatan apa yang Engkau ciptakan)." - Doa 3:
" Allahumma laka hamdatu kama yas’aluka abduka wa kama yas’aluhu rabbahu. (Ya Allah, Engkau berhak mendapat pujian sebagaimana hamba-Mu memohon kepada-Mu dan sebagaimana Rabbnya memohon kepada hamba-Nya.)"
Keutamaan Melempar Jumrah
Melempar jumrah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
- Dapat menghapus dosa: Lemparan batu ke arah jumrah dianggap sebagai simbol penolakan terhadap dosa, sehingga dapat menghapus dosa-dosa kecil yang telah dilakukan.
- Mendapatkan pahala: Setiap lemparan batu disertai dengan niat dan doa, sehingga dapat mendapatkan pahala yang besar.
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT: Ritual ini mendekatkan hati jamaah kepada Allah SWT, memperkuat iman dan ketakwaan.
Panduan Praktis Melempar Jumrah
Berikut beberapa panduan praktis dalam melempar jumrah:
- Batu: Gunakan batu kecil yang mudah dilempar, tidak terlalu besar atau terlalu kecil.
- Tempat: Pastikan melempar batu ke tempat yang telah ditentukan, yaitu di area yang disediakan untuk melempar jumrah.
- Waktu: Lempar batu pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal haji.
- Cara melempar: Lempar batu dengan hati-hati, tidak terlalu kuat atau terlalu lemah, hindari melempar ke arah orang lain.
- Berdoa: Jangan lupa berdoa memohon ampunan dan perlindungan dari Allah SWT.
- Perhatikan keselamatan: Perhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain saat melempar jumrah, hindari berdesak-desakan.
Kesimpulan:
Melempar jumrah merupakan ritual yang sarat makna, melambangkan perjuangan melawan godaan dan bisikan setan. Dengan niat yang ikhlas dan doa yang khusyuk, ritual ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan, mendekati Allah SWT, dan memperbaiki diri.