Skip to content
Home ยป Mengabaikan Zakat: Menyantap Harta Kotor dan Konsekuensinya

Mengabaikan Zakat: Menyantap Harta Kotor dan Konsekuensinya

Mengabaikan Zakat: Menyantap Harta Kotor dan Konsekuensinya

Zakat merupakan rukun Islam yang wajib bagi setiap muslim yang memenuhi syarat. Ia adalah salah satu bentuk ibadah yang bersifat materi, yang melibatkan penyucian harta dan jiwa. Melalui zakat, harta yang dimiliki seseorang dibersihkan dari kotoran dan ketidakberkahanan, dan dibagikan kepada golongan yang berhak, sehingga dapat membantu menumbuhkan rasa kasih sayang, kepedulian, dan keadilan sosial.

Namun, masih banyak di antara kita yang menganggap remeh kewajiban zakat dan mengabaikannya. Mereka merasa harta yang dimiliki adalah milik mereka sendiri dan bebas diperlakukan sesuka hati, tanpa peduli kepada hak-hak orang lain. Padahal, Allah SWT telah menetapkan bahwa harta yang dimiliki adalah titipan, dan setiap pemilik harta wajib mengeluarkan sebagiannya untuk membantu kaum dhuafa dan untuk membersihkan harta tersebut.

Mengapa Zakat Mencegah Harta Menjadi Kotor?

Zakat merupakan salah satu bentuk pengakuan atas kepemilikan Allah SWT terhadap segala harta yang dimiliki manusia. Zakat juga bertujuan untuk membersihkan harta dari sifat kikir dan bakhil, serta menumbuhkan rasa syukur dan kasih sayang kepada sesama. Allah SWT berfirman:

"Ambillah zakat dari harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu adalah ketenangan jiwa bagi mereka." (QS. At-Taubah: 103)

Ayat ini menjelaskan bahwa zakat berfungsi untuk menyucikan dan membersihkan jiwa dan harta. Ketika kita mengeluarkan zakat, kita mengakui bahwa harta yang kita miliki bukanlah milik kita sepenuhnya, tetapi titipan dari Allah SWT. Dengan demikian, kita akan terhindar dari sifat kikir dan bakhil, serta akan terdorong untuk berbagi dengan sesama, terutama kaum dhuafa.

Akibat Mengabaikan Zakat: Menyantap Harta Kotor

Mengabaikan kewajiban zakat berarti kita menolak untuk membersihkan harta dan jiwa kita. Harta yang diperoleh dengan kerja keras, tapi tidak disisihkan sebagiannya untuk zakat, akan menjadi kotor dan tidak berkah. Hal ini bisa berdampak buruk terhadap pemiliknya, baik di dunia maupun di akhirat.

BACA JUGA:   Bagaimana Ketentuan dan Aturan Zakat dan Sukuk

Berikut adalah beberapa akibat dari memakan harta yang kotor karena mengabaikan zakat:

  • Hilangnya Berkah: Zakat berfungsi untuk membersihkan harta dari kotoran dan ketidakberkahanan. Harta yang tidak dizakati akan terkena kutukan, sehingga tidak akan membawa berkah dan keuntungan bagi pemiliknya.
  • Menutup Rezeki: Allah SWT akan menutup rezeki bagi orang yang menghindari zakat. Hal ini terjadi karena Allah SWT akan menghukum orang yang menghindari kewajiban agama.
  • Menjadi Hamba Harta: Orang yang menghindari zakat seringkali terjebak dalam perbudakan harta. Mereka akan terpaku pada keinginan untuk mengumpulkan harta tanpa batas, sehingga menghilangkan nilai keutamaan dan kebaikan dalam hidup.
  • Merugikan Orang Lain: Zakat diberikan kepada golongan yang berhak, seperti fakir miskin, yatim piatu, dan lainnya. Dengan menghindari zakat, kita merugikan orang lain yang memang berhak menerima zakat kita.
  • Dihukum di Akhirat: Orang yang menghindari zakat akan dihukum di akhirat kelak. Allah SWT menjanjikan azab bagi orang-orang yang menghindari zakat.

Keterkaitan Zakat dengan Keadilan Sosial

Zakat tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Zakat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan keadilan sosial. Dengan zakat, orang kaya dapat membantu orang miskin dan membantu mengurangi kemiskinan.

Zakat juga dapat digunakan untuk membangun infrastruktur masyarakat, seperti rumah sakit, sekolah, dan masjid. Hal ini akan menguntungkan masyarakat secara keseluruhan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Zakat: Wujud Peduli dan Kasih Sayang

Zakat merupakan wujud kasih sayang dan peduli seseorang terhadap sesama. Ketika kita mengeluarkan zakat, kita menunjukkan bahwa kita memiliki rasa peduli terhadap orang lain dan ingin membantu mereka yang kurang beruntung. Zakat mengajarkan kita untuk berbagi rezeki kita dengan sesama dan menghilangkan sifat egois.

BACA JUGA:   Apa yang Dimaksud Zakat Secara Istilah

Kisah Para Sahabat: Teladan dalam Menjalankan Zakat

Para sahabat Rasulullah SAW merupakan teladan dalam menjalankan zakat. Mereka bersemangat dalam mengeluarkan zakat dan menjadikan zakat sebagai bagian integral dari hidup mereka.

Salah satu contohnya adalah Umar bin Khattab RA. Beliau merupakan orang kaya yang sangat dermawan dan mengeluarkan zakat dengan sukarela. Beliau berkata, "Aku lebih suka mengeluarkan zakat daripada memakan daging kambing yang lezat."

Kisah para sahabat ini menunjukkan bahwa zakat bukanlah beban, tetapi suatu kehormatan dan kebahagiaan. Mereka mengerti bahwa zakat adalah jalan menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Menjalankan Zakat: Kewajiban dan Kesadaran

Mengabaikan zakat merupakan kehilangan kesempatan untuk memperoleh berkah dan rahmat dari Allah SWT. Zakat bukanlah hanya kewajiban agama, tetapi juga jalan menuju kesejahteraan dunia dan akhirat.

Menjalankan zakat merupakan tindakan yang sangat penting bagi setiap muslim. Kita harus mengingat bahwa harta yang kita miliki bukanlah milik kita sepenuhnya, tetapi titipan dari Allah SWT. Zakat merupakan cara kita menyatakan syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita.

Semoga artikel ini dapat memberikan penjelasan yang lebih jelas tentang akibat mengabaikan zakat. Semoga kita selalu bersemangat dalam menjalankan zakat dan mendapatkan berkah dari Allah SWT.