Tata Cara Ibadah Haji Persatuan Islam adalah pedoman utama bagi setiap calon jamaah yang akan menunaikan ibadah haji. Sebagai muslim yang beriman, ibadah haji menjadi salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi yang memiliki kemampuan. Dalam ibadah haji, setiap perintah dan larangan yang ada harus benar-benar dipahami dan dijalankan secara benar agar ibadah kita diterima oleh Allah swt dan mendapatkan pahala yang besar.
1. Persiapan Sebelum Berangkat ke Tanah Suci
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh calon jamaah, di antaranya:
1.1. Kesehatan
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, calon jamaah harus memperhatikan kesehatannya dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Kalau ditemukan adanya penyakit tertentu, jamaah harus menjalani pengobatan terlebih dahulu agar bisa berangkat ke Tanah Suci dengan sehat dan tidak mengganggu proses ibadahnya.
1.2. Keuangan
Calon jamaah harus mempersiapkan keuangan yang cukup untuk menunaikan ibadah haji dengan tenang tanpa harus khawatir kekurangan dana. Hal ini juga berlaku untuk biaya hidup di Tanah Suci, seperti makan, minum, dan akomodasi.
1.3. Dokumen dan Perlengkapan
Calon jamaah harus mempersiapkan semua dokumen dan perlengkapan yang diperlukan, seperti paspor, visa, tiket penerbangan, uang muka, serta perlengkapan ibadah seperti mukena, baju ihram, sandal, serta obat-obatan yang dibutuhkan.
2. Ibadah Haji
2.1. Ihram
Setelah sampai di Tanah Suci, calon jamaah harus memakai pakaian ihram dan berniat ihram di miqat terdekat. Tahapan ini sebagai tanda memulai ibadah haji dan akan mengharuskan jamaah menjalankan segala peraturan dan larangan yang berlaku di dalam tahapan ini.
2.2. Tawaf
Setelah memasuki Masjidil Haram, jamaah harus melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan cara melangkah memutar ke arah kanan, mengucapkan kalimat “Bismillah Allahu Akbar” dan membaca zikir terus-menerus.
2.3. Sai
Sai adalah perjalanan berlari-lari kecil di antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali dengan wajah menghadap Ka’bah. Perjalanan ini menggambarkan perjuangan Hajar mencari air untuk putranya Ismail.
2.4. Wukuf di Arafah
Hari wukuf di Arafah adalah ibadah puncak dalam ibadah haji. Calon jamaah harus berada di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dan berdiri di sana dari waktu Dzuhur hingga Maghrib, membaca zikir serta berdoa kepada Allah swt.
2.5. Mabit di Muzdalifah
Setelah wukuf di Arafah, jamaah pergi ke Muzdalifah dan menginap di sana semalaman. Di sini, jamaah mengerjakan salat Maghrib dan Isya berjamaah di Masjid Muzdalifah.
2.6. Melempar Jumrah
Setelah shalat subuh di Muzdalifah, jamaah melanjutkan perjalanannya ke Mina dan melempar jumrah sebanyak tiga kali dengan menggunakan batu-batu kecil.
2.7. Tawaf Ifadhah
Setelah menyelesaikan melempar jumrah, jamaah melakukan tawaf ifadhah di Masjidil Haram. Tawaf ini sama seperti tawaf yang dilakukan pada awal kedatangan di Mekah.
2.8. Sa’i dan Halaq atau Taqseer
Setelah menyempurnakan tawaf ifadhah, calon jamaah melakukan sa’i antara Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Setelah itu, jamaah bisa memilih antara mencukur rambut kepala atau memotong sedikit rambut sebagai tanda telah menyelesaikan ibadah haji.
3. Kesimpulan
Ibadah haji adalah ibadah yang sangat penting bagi umat Islam. Tata Cara Ibadah Haji Persatuan Islam harus dipatuhi oleh setiap jamaah untuk memastikan bahwa ibadah kita diterima oleh Allah swt dan mendapatkan pahala yang besar. Semoga setiap jamaah yang menunaikan ibadah haji bisa mengerjakannya dengan benar dan dapat membawa manfaat yang besar bagi dirinya dan juga umat manusia.