Skip to content
Home » Zakat pada Perbankan: Memahami dan Mengaplikasikan Pada Industri Keuangan

Zakat pada Perbankan: Memahami dan Mengaplikasikan Pada Industri Keuangan

Zakat pada Perbankan: Memahami dan Mengaplikasikan Pada Industri Keuangan

Zakat adalah salah satu aspek penting dalam agama Islam. Zakat merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim yang telah memenuhi criteri tertentu dalam kekayaan yang dimilikinya untuk dibagikan kepada yang membutuhkan. Namun, bagaimana zakat diterapkan pada industri keuangan, khususnya pada perbankan?

Mengapa Zakat Penting dalam Islam?

Sebelum membahas lebih detail tentang zakat pada perbankan, mari kita memahami mengapa zakat sangat penting dalam Islam. Zakat tidak hanya merupakan salah satu pilar Islam, tetapi juga merupakan kewajiban sosial bagi setiap muslim yang mampu. Melalui zakat, kekayaan diberikan kepada mereka yang membutuhkan sehingga mengurangi kesenjangan sosial antara orang kaya dan orang miskin.

Apa itu Zakat pada Perbankan?

Zakat pada perbankan merupakan praktik membagikan kekayaan pada perbankan kepada yang membutuhkan. Layaknya zakat pada individu, zakat pada perbankan juga merupakan kewajiban bagi setiap bank Islam yang ingin memenuhi tanggung jawab sosialnya. Dalam hal ini, bank Islam menerapkan konsep zakat pada keuntungan atau margin keuntungan atas simpanan nasabah yang terkena zakat.

Bagaimana Zakat Diberikan pada Perbankan?

Untuk mengaplikasikan konsep zakat pada perbankan, perlu dipahami terlebih dahulu bagaimana cara zakat diberikan pada bank Islam. Terdapat dua jenis zakat yang diterapkan pada perbankan, yaitu zakat harta dan zakat penghasilan.

Zakat Harta

Zakat harta diberikan pada kekayaan yang dimiliki oleh perbankan dalam bentuk uang dan surat berharga termasuk margin keuntungan perbankan yang terkena zakat. Dalam hal ini, bank Islam menghitung total harta yang dimiliki pada akhir periode lalu membayarkan zakat sebanyak 2,5% dari total harta tersebut.

BACA JUGA:   Berapa Kilo Zakat Fitrah 2019?

Zakat Penghasilan

Zakat penghasilan pada perbankan diberikan pada margin keuntungan yang didapatkan oleh perbankan dari penyaluran dana nasabah. Dalam hal ini, bank Islam menghitung margin keuntungan yang didapatkan selama satu tahun dan membayarkan zakat sebanyak 2,5% dari margin keuntungan tersebut.

Manfaat Zakat pada Perbankan

Zakat pada perbankan memiliki banyak manfaat baik dari sisi keuangan maupun sosial. Berikut ini beberapa manfaat yang diperoleh dari zakat pada perbankan:

1. Meningkatkan Kepercayaan Nasabah

Dengan menerapkan zakat pada perbankan, bank Islam dapat meningkatkan kepercayaan nasabah. Hal ini karena masyarakat khususnya umat Muslim cenderung lebih memilih bank yang menerapkan konsep zakat karena merasa lebih dihargai sebagai bagian dari tanggung jawab sosial bank tersebut.

2. Melestarikan Nilai Islam

Implementasi zakat pada perbankan merupakan bentuk pelestarian nilai Islam. Dalam hal ini, bank Islam berperan sebagai pengemban tanggung jawab sosial dari ajaran Islam dan menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

3. Meningkatkan Efisiensi Keuangan

Dengan menerapkan konsep zakat pada perbankan, bank Islam dapat meningkatkan efisiensi keuangan. Dalam hal ini, bank Islam dapat melakukan pencegahan risiko keuangan sekaligus meningkatkan likuiditas dengan menyisihkan beberapa keuntungan untuk diberikan pada konsumen yang membutuhkan.

Kesimpulan

Zakat pada perbankan merupakan bentuk penerapan ajaran Islam dalam dunia perbankan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat dua jenis zakat pada perbankan yaitu zakat harta dan zakat penghasilan. Dalam hal ini, implementasi zakat pada perbankan dapat memberikan berbagai manfaat baik dari sisi keuangan maupun sosial. Oleh karena itu, bank Islam wajib mematuhi kewajiban sosialnya untuk memberikan zakat pada masyarakat yang membutuhkan.